KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum menyampaikan bahwa pemuda merupakan unsur terpenting di kawasan ASEAN. Menurutnya, pemuda merupakan generasi penerus pemimpin masa depan, dan penjaga ASEAN yang berkelanjutan dan tangguh.
Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pembuka pada kegiatan ASEAN Youth Conference 2023, bertema #ASEANYouth: Guardians of the Sustainable Future for a Resilient ASEAN, yang diselenggarakan oleh ASEAN Youth Organization (AYO), di Sekretariat ASEAN, Jakarta pada Jumat (3/11/2023).
"Pemuda kita, dengan energi mereka yang tak terbatas, semangat yang tak tergoyahkan, dan perspektif yang segar, benar-benar merupakan penjaga ASEAN yang berkelanjutan dan tangguh," ungkapnya.
Menurut perempuan yang akrab disapa Lisa itu, pemuda sebagai calon pemimpin dan agen perubahan perlu diberikan peluang untuk andil dan terlibat dalam berbgai urusan. Juga harus mendapatkan dukungan yang mereka perlukan untuk menjadi peserta aktif dalam membangun ASEAN yang lebih kuat, tangguh, dan sejahtera.
Deputi Lisa menyampaikan, unsur pemuda memiliki peran penting dalam membangun ASEAN pada beberapa aspek. Pertama, Membentuk ASEAN yang Berkelanjutan dan Berketahanan. Pemberdayaan dan keterlibatan pemuda penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan membina komunitas ASEAN yang inklusif, sejahtera, dan harmonis.
"Untuk memanfaatkan seluruh potensi generasi muda, kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi aktif, mendorong beragam perspektif, dan membekali mereka dengan keterampilan dan platform yang diperlukan untuk mewujudkan aspirasi mereka. Hal ini mencakup investasi pada pendidikan berkualitas, pelatihan kejuruan, kewirausahaan, dan peluang kerja yang bermakna, yang semuanya penting untuk berkembang di era digital dan meraih peluang besar yang ada di masa depan," jelas lisa.
Kedua, Kolaborasi Pemuda Menuju Peningkatan Inklusivitas dan Keberagaman.
Lisa menyampaikan, pemuda dari kawasan ASEAN harus saling berkolaborasi, mengedepankan persatuan, keberagaman, inklusivitas, untuk mewujudkan ketahanan kawasan ASEAN.
"Dengan berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka dari latar belakang yang berbeda dan menerima perbedaan, kaum muda dapat membantu meruntuhkan hambatan dan mendorong persatuan di wilayah kita yang beragam. Melalui perspektif segar dan kemauan untuk bekerja sama, mereka dapat membantu membentuk komunitas yang lebih inklusif dan harmonis," ungkapnya.
Ketiga, Kekuatan Partisipasi Pemuda dalam Proses Pembuatan Kebijakan. Salah satu aspek penting dalam pemberdayaan generasi muda adalah partisipasi aktif mereka dalam proses pengambilan kebijakan. Melibatkan pemuda dalam diskusi saja tidak cukup, harus melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, memastikan bahwa suara mereka didengar dan ide-ide mereka berkontribusi dalam membentuk kebijakan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
"Melalui kerja sama dengan para pengambil kebijakan, generasi muda kita dapat memberikan perspektif baru, solusi inovatif, dan rasa urgensi terhadap tantangan yang kita hadapi," ujarnya.
Deputi Lisa menyampaikan, unsur pemuda bisa dilibatkan untuk mencari solusi dalam menghadapi permasalahan Negara-negara Anggota ASEAN, seperti tantangan ekonomi, geopolitik, keamanan, dan sosial budaya. Hal ini termasuk mengembangkan kebijakan strategi yang berorientasi pada pemuda.
Menurutnya, beberapa hal yang harus diprioritaskan untuk keterlibatan generasi muda dalam pembangunan ASEAN yaitu: Mempromosikan Aksesibilitas Ekonomi Digital bagi Kaum Muda; Menyediakan Lapangan Kerja dan Peluang; Menumbuhkan peluang kerja dan prospek karir sangat penting untuk memastikan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi kaum muda; Memajukan Agenda Pemuda, Perdamaian, dan Keamanan; Memberdayakan individu muda untuk memajukan perdamaian dan keamanan di tingkat lokal dan global sangat penting untuk stabilitas ASEAN; Mengatasi Ancaman Keamanan Siber dan melindungi generasi muda dari ancaman digital; Mencegah Ekstremisme Kekerasan; Merangkul Inklusivitas bagi Penyandang Disabilitas.
Lisa menyampaikan, dengan adanya kegiatan Pemuda ASEAN 2023, dengan tema "Pemuda ASEAN: Penjaga Masa Depan Berkelanjutan untuk ASEAN yang Tangguh," menjadi bukti komitmen untuk membina dan mendukung generasi muda dalam memikul tanggung jawab besar di masa depan.
Dia berharap kegiatan ini menjadi katalis dalam pertukaran gagasan yang bermanfaat, dan pembentukan jaringan serta kolaborasi yang akan memungkinkan generasi muda berpartisipasi aktif dalam membangun sebuah negara dan ASEAN yang lebih kuat, lebih sejahtera, dan bersatu.
"Karenanya kita perlu membekali mereka dengan keterampilan, pengetahuan, dan bimbingan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin dan pembuat perubahan yang efektif. Dengan berinvestasi pada generasi muda saat ini, kita berinvestasi untuk masa depan yang lebih cerah," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir Mr Ekkaphab Phanthavong, Deputy Secretary-General of ASEAN; Mr. M.I. Derry Aman, Ambassador/Permanent Representative of the Republic of Indonesia to ASEAN; Mr. Bovonethat Douangchak, Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary, Permanent Representative of the Lao PDR to ASEAN; Ms. Yuliana Bahar, Director for ASEAN Socio-Cultural Cooperation, Directorate General of ASEAN Cooperation, Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia; Mr Tengku Amir Shah Ibni Sultan Sharafuddin Idris Shah, Crown Prince of the Malaysian state of Selangor; Mr Senjaya Mulia, Founder, Chairperson of AYO; dan para peserta dari perwakilan pemuda.