KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Warsito menegaskan pentingnya penguatan mindset kewirausahaan pemuda sebagai kunci produktivitas dan daya saing bangsa di tengah era bonus demografi.
Hal tersebut ia sampaikan saat menyampaikan Keynote Speech pada kegiatan Youth Empowerment Fest 2025: Powering Over Youth, yang diselenggarakan oleh United Nation Development Programme (UNDP) dan Kemenko PMK, di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, pada Selasa (25/11/2025).
Warsito menjelaskan bahwa Indonesia saat ini berada pada fase strategis bonus demografi dengan jumlah pemuda mencapai 64,22 juta jiwa atau 23 persen dari total penduduk. Namun potensi besar tersebut masih diiringi tantangan serius. Sekitar seperempat pemuda berada dalam kategori Not in Education, Employment, and Training (NEET).
Ia memaparkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pemuda juga masih tinggi, mencapai 12,24 persen, atau hampir tiga kali lipat dari rata-rata nasional. Ketimpangan partisipasi angkatan kerja pun masih terjadi, khususnya bagi pemuda perempuan yang TPAK-nya baru mencapai 52 persen.
"Ini adalah tantangan nyata yang harus dihadapi bersama. Bonus demografi hanya akan membawa manfaat jika pemudanya produktif, adaptif, dan memiliki pola pikir wirausaha yang kuat," ujar Warsito.
Menurut Warsito, karakter kewirausahaan pemuda tidak cukup dibangun hanya melalui permodalan atau pelatihan teknis. Mindset wirausaha harus dibentuk melalui keberanian mengambil risiko, kemampuan beradaptasi, kreativitas, kolaborasi, orientasi inovasi, serta daya juang yang konsisten.
"Mindset inilah yang membuat pemuda mampu melihat peluang di tengah ketidakpastian dan menjadikan kegagalan sebagai proses belajar, bukan akhir dari perjalanan," tambahnya.
Warsito juga menekankan pentingnya penguatan ekosistem kewirausahaan bagi pemuda. Indonesia memiliki lebih dari 65 juta UMKM yang menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyumbang 61 persen PDB nasional. Namun partisipasi pemuda dalam kewirausahaan masih rendah, baru sekitar 18 persen. Dengan dukungan ekosistem yang kuat, meliputi akses modal, pelatihan, pendampingan, dan teknologi, pemuda dapat menjadi motor penggerak transformasi ekonomi digital dan ekonomi hijau.
Warsito menjelaskan bahwa arah kegiatan ini sejalan dengan prioritas pembangunan pemuda dalam RPJMN 2025–2029, yang menargetkan peningkatan signifikan pada Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dari 60,59 pada 2024 menjadi 65,16 pada 2025, dan 73,27 pada 2029. Pemerintah juga menetapkan target peningkatan rasio wirausaha pemuda dari 1,16 persen menjadi 1,33 persen pada 2025 dan 1,61 persen pada 2029.
Ia menambahkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan revisi regulasi pelayanan kepemudaan dan revisi Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, yang kini memberikan perhatian khusus pada kewirausahaan pemuda sebagai agenda prioritas.
"Untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan pemuda membutuhkan peran bersama. Kita memerlukan sinergi hexa helix: pemerintah, dunia usaha, akademisi, lembaga keuangan, komunitas, media, dan para pemuda, yang saling melengkapi dalam membuka akses pasar, memperkuat keterampilan, menyediakan pembiayaan inklusif, serta membangun ruang inovasi dan inspirasi," ujar Warsito.
Menutup sambutannya, Warsito mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperkuat kolaborasi dalam pengembangan keterampilan, kewirausahaan, dan perluasan kesempatan kerja bagi pemuda. "Investasi pada pemuda adalah investasi bagi masa depan bangsa. Mari kita hadirkan ekosistem yang memungkinkan setiap pemuda tumbuh, berkreasi, dan berkontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045," tegasnya.
Sebagai informasi, dalam upaya memperkuat ekosistem kewirausahaan pemuda, Kemenko PMK bersama UNDP Indonesia, dan mitra pembangunan menyelenggarakan rangkaian Youth Empowerment Fest 2025. Rangkaian kegiatan ini diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) pada 23 Oktober 2025 yang mempertemukan pemuda, pendamping, akademisi, lembaga keuangan, komunitas, dan pemerintah. FGD memetakan sejumlah tantangan utama mulai dari akses pembiayaan, literasi keuangan, kesenjangan keterampilan digital, hingga belum terintegrasinya program lintas sektor.
Kemudian, pada kegiatan hari ini berbagai solusi dikemukakan, antara lain pentingnya pembiayaan inklusif, perluasan pelatihan digital skills, green skills, peningkatan literasi keuangan, penguatan inkubasi usaha, serta percepatan pemerataan akses digital, yang dipresentasikan pada Youth Empowerment Fest 2025.
Dalam kegiatan ini, turut hadir memberikan sambutan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNAS Erna Ermawati Chotim, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, Chief Executive Officer Citi Batara Sianturi, serta Country Economist IsDB Regional Hub Indonesia Ali Fallahi, dan sambutan penutup oleh Head of aeducation British Council Muhaimin Syamsudin.
Setelah sesi sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penekanan sirine bersama sebagai penanda resmi dimulainya Youth Empowerment Fest 2025. Usai prosesi tersebut, Deputi Warsito mengunjungi Jejak Inspiratif Para Alumni Youth Co:Lab Initiatives, termasuk berinteraksi dan melihat langsung booth dan hasil karya wirausaha yang dikembangkan oleh para alumni penerima manfaat Youth Co:Lab UNDP
Acara kemudian berlanjut pada Sesi Panel I yang membahas "Ekosistem Kewirausahaan Pemuda: Hambatan dan Peluang", kemudian Sesi Panel II "Memperkuat Keberlanjutan Ekosistem Kewirausahaan Pemuda". Setelah itu rangkaian diskusi diteruskan pada Sesi Paralel I bertema Menumbuhkan Masa Depan Pemberdayaan Pemuda: Peningkatan Kapasitas Kewirausahaan Inklusif, serta Sesi Paralel II bertema Dari Pinggiran ke Arus Utama: Kewirausahaan Inklusif, Penggerak Ekosistem Digital.
Kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber dari kementerian dan lembaga dari Kementerian PPN/Bappenas, Kemenaker, Kemenpora, mitra pembangunan, penggerak ekonomi pemuda dan komunitas, alumni Youth Co:Lab UNDP. Turut hadir aebagai peserta para mahasiswa dan komunitas pemuda dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.