Kolaborasi Lintas Sektor Untuk Mendorong Penambahan Wirausahawan Muda

Jakarta (9/11) --  Pemuda sangat berperan penting dalam pembangunan nasional. Berdasarkan data BPS, jumlah pemuda di Indonesia mencapai 64,19 juta jiwa atau 24,02% dari total penduduk. Itu artinya, pemuda merupakan salah satu penentu pembangunan nasional.

Dalam pembangunan ekonomi nasional, pemuda memiliki peran yang strategis. Itu terbukti dengan adanya agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk mendorong penambahan wirausahawan muda.

Namun demikian, masih terdapat kendala dan permasalahan yang harus diatasi guna mengoptimalkan berbagai peluang yang ada untuk meningkatkan kewirausahaan pemuda. 

Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Yohan mengatakan, urusan pemuda adalah urusan lintas sektor. Sehingga perlu kolaborasi bersama antar kementerian lembaga dan pihak terkait lainnya untuk menyelesaikan masalah kewirausahaan pemuda. 

"Perlu adanya sinergi dan koordinasi lintas sektor yang melibatkan akademisi, bisnis, community government dan media," ujar dia dalam Rapat Koordinasi Teknis Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Kewirausahaan Pemuda, di Kantor Kemenko PMK, pada Senin (9/11).

Menurut Yohan, kolaborasi lintas sektor tersebut perlu dilakukan guna meningkatkan animo kewirausahaan pemuda di Indonesia. Dengan meningkatnya kewirausahaan pemuda aka membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdaya saing di kancah internasional. Dia menerangkan, saat ini rasio wirausaha Indonesia hanya sebesar 3,37 persen atau sekitar 8,762 juta orang.

"Sementara Bank Dunia mensyaratkan 4 persen agar Indonesia dapat memenangkan pasar tunggal masyarakat ekonomi ASEAN. Agar dapat mencapai angka 4 persen itu, Indonesia membutuhkan 5,8 juta wirausaha muda baru atau pemula," terangnya.

Dalam kesempatan Rakornis, Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Imam Gunawan menyampaikan bahwa untuk meningkatkan wirausahawan muda, maka perlu ada kebijakan yang mendukung. Di antaranya adalah dengan membangun mindset pemuda terkait kewirausahaan, dan memperbaiki ekosistem kewirausahaan pemuda. Selain itu, dia menyebut, perlu ada kurikulum entrepeneurship di bangku sekolah atau kuliah agar minat wirausaha di kalangan pemuda bisa tumbuh.

Sementara Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kemenko Perekonomian Chairul Saleh menjelaskan, keterlibatan UMKM untuk mendorong kewirausahaan cukup besar. Karena itu, menurut dia diperlukan adanya penguatan regulasi sekaligus inkubasi wirausaha bagi mereka yang ingin berwirausaha. 

Chairul menjelaskan, program inkubator wirausahabagi para pemuda perlu diperkuat dan diperluas lagi sasarannya. Dia menerangkan, saat ini sudah ada sekitar 140 inkubator wirausaha dan 70 persen di antaranya berafiliasi dengan perguruan tinggi. Selain itu, dia menyebut, telah ada program Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang menjadi domain Kemenristek.

Asdep Yohan menambahkan, untuk mencapai target peningkatan wirausaha pemuda, beberapa kebijakan telah dikeluarkan baik UU, PP, Perpres, Permen, maupun Perda/Pergub. Berbagai upaya pun dilakukan agar pelaksanaan kebijakan peningkatan jumlah dan kualitas kewirausahaan terintegrasi dan berkesinambungan. Seperti membentuk Grand Design/Rencana Aksi Nasional dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Kewirausahaan.

Satu yang terpenting untuk meningkatkan kewirausahaan pemuda, dikatakan Yohan, adalah pengimplementasian Perpres No. 66 tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan dan Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kepemudaan.

"Tentunya ini kedepannya kita mencoba mudah-mudahan terkait kebijakan kewirausahaan pemuda bisa segera dirampungkan oleh Kemenpora sebagai domain bidang kepemudaan, dan urusan wirausaha pemuda bisa kita selesaikan tahun ini," pungkas Yohan. 

Sebagai informasi, turut hadir dalam rapat koordinasi teknis perwakilan Kemendagri, Bappenas, Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Kemendes PDTT, dan Himpunan Pegusaha Muda Indonesia (HIPMI). (*)

Kontributor Foto:
Reporter: