KEMENKO PMK - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya peningkatan daya saing inovasi dan penguatan Manajemen Talenta Nasional (MTN) dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Indikator Pengembangan Budaya Iptek, Inovasi, Kreativitas, dan Daya Cipta di Hotel Ibis Styles, Jakarta, Selasa (13/8).
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito, menekankan bahwa anggaran riset harus mencakup seluruh proses (perencanaan, pembinaan hingga pelaksanaan) untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional.
"Sejauh mana peran Puspresnas terkait proporsi anggaran dalam pembinaan dan pelaksanaan riset dan inovasi, agar didesain dari perencanaan hingga dampaknya serta perlu tindak lanjut kepada peserta yang bertalenta", tegas Warsito.
Deputi Warsito juga menyinggung masih banyak peserta didik yang bertalenta setelah masuk perguruan tinggi tidak melanjutkan telenta yang dimilikinya. Oleh karenanya, ke depan Kemenko PMK siap terlibat dalam pembahasan Manajemen Talenta Nasional (MTN) yang saat ini dikoordinasikan oleh Bappenas.
"Kemenko PMK siap menjadi dewan pengarah dalam MTN dan mendorong adanya insentif bagi talenta berbakat, termasuk di bidang olahraga, seni budaya, dan riset," tambahnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Molly Prabawaty saat mengawali rakor menyampaikan bahwa rakor bertujuan untuk memperoleh informasi dan mengevaluasi pencapaian indikator Pengembangan Budaya Iptek, Inovasi, Kreativitas, dan Daya Cipta, serta memastikan program-program prioritas dalam RPJMN 2020-2024 tercapai dengan baik.
Beberapa pencapaian penting antara lain : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 74,39, meningkat 0,62 poin dari tahun sebelumnya. Sementara itu, dalam Global Innovation Index tahun 2022, Indonesia naik 14 peringkat dari peringkat ke-75 menjadi peringkat ke-61 dari total 132 negara.
“Pencapaian ini menunjukkan kemajuan dalam inovasi, namun masih perlu kerja keras untuk mencapai target masuk dalam 50 besar pada tahun 2029,” jelas Molly.
Menutup rakor, Deputi Warsito mengingatkan agar hasil rakor menghasilkan rumusan-rumusan program nyata guna meningkatkan budaya iptek, inovasi, kreativitas, dan daya cipta di Indonesia antara lain : Daya saing produk asil riset dan inovasi di e-katalog perlu ditingkatkan; Penghargaan kepada peserta berbakat dalam MTN; Pemanfaatan data tunggal dari BPS untuk pemangku kepentingan; Sinkronisasi Indeks Daya Saing Daerah dari BRIN dan Indks Inovasi Daerah dari Kemendagri untuk mendukung peringkat internasional.
Rakor dihadiri oleh pejabat dari berbagai Kementerian/Lembaga seperti Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK; perwakilan dari Kemendagri, BRIN, Bappenas, BPS, dengan narasumber Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kemendikbudristek; Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan BRIN; Koordinator di Bappenas, BPS dan BRIN.