KEMENKO PMK — Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama PT Astra International, Tbk menggelar Apel Gelar Peralatan dan Pembukaan Private Sector Resilience Movement (PSRM) 2025 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, pada Rabu (15/10). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat peran sektor swasta sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, Lilik Kurniawan, dalam sambutannya menegaskan bahwa PSRM 2025 merupakan langkah nyata untuk membangun kolaborasi multipihak dalam memperkuat kesiapsiagaan dunia usaha terhadap ancaman bencana.
“Melalui PSRM 2025, kita tidak hanya menggelar peralatan, tetapi juga menggelorakan semangat kolaborasi tangguh antara pemerintah, dunia usaha, lembaga penanggulangan bencana, dan masyarakat,” ujar Lilik.
Lilik menjelaskan, kegiatan PSRM 2025 menjadi wadah bagi perusahaan untuk menunjukkan kesiapan teknis, kemampuan tanggap darurat, serta komitmen dalam sistem penanggulangan bencana berbasis klaster nasional. Menurutnya, pelibatan sektor swasta bukan hanya bentuk tanggung jawab sosial, melainkan investasi jangka panjang untuk melindungi keberlanjutan usaha, aset, dan rantai pasok nasional.
Indonesia, kata Lilik, termasuk negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia karena kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan klimatologis yang kompleks. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana ditegaskan bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan bersama yang membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk sektor swasta sebagai motor penggerak ekonomi nasional.
PSRM 2025 juga menjadi bagian dari flagship program Kemenko PMK bertajuk “KITA TANGGUH”, yang mencakup tiga komponen utama: Budaya Tangguh untuk membangun kesadaran dan kemampuan adaptif terhadap risiko bencana; Kolaborasi Tangguh guna memperkuat kerja sama lintas sektor; serta Dashboard Tangguh sebagai sistem terintegrasi pemantauan dan edukasi kesiapsiagaan di seluruh Indonesia. Program ini menargetkan terbentuknya 100 ribu masyarakat tangguh dan 4 juta masyarakat teredukasi bencana pada tahun 2029.
Sebanyak 600 personel dari unsur kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor swasta, dan organisasi kemanusiaan hadir dalam apel gelar peralatan. Sejumlah instansi juga menampilkan perlengkapan tanggap darurat, seperti rescue truck dari Basarnas, tenda logistik dari BNPB, ambulans dari Kementerian Kesehatan, dapur umum dari Kementerian Sosial, hingga perahu karet dari BPBD DKI Jakarta.
Rangkaian PSRM 2025 akan berlangsung hingga 1 Desember 2025 di beberapa lokasi, termasuk Buperta Cibubur, Pusdiklat Gulkarmat Ciracas, dan Astra AMDI Sunter. Sebanyak 168 tim dari 37 perusahaan akan berpartisipasi dalam tujuh jenis kompetisi yang terbagi dalam empat klaster utama: pencarian dan pertolongan, logistik, kesehatan, serta perlindungan dan pengungsian.
Beberapa cabang lomba yang akan digelar antara lain Water Rescue, Vehicle Accident Rescue (VAR), Fitness Drill, Fire Fighting, manajemen dan distribusi logistik, Emergency Medical Treatment, serta pendirian tenda darurat. Penilaian akan dilakukan oleh juri dari berbagai instansi teknis, termasuk Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, BNPB, Basarnas, BPBD Jawa Barat, serta Dinas Gulkarmat DKI Jakarta.
“Semangat kompetisi dalam PSRM ini bukan untuk mencari siapa yang paling unggul, tetapi untuk bersama-sama membangun budaya kesiapsiagaan nasional yang kuat, tangguh, dan berdaya,” kata Lilik.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, BNPB, Basarnas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PT Astra International, 37 Lembaga Usaha Peserta PSRM serta anggota Humanitarian Forum Indonesia (HFI).