Kemenko PMK Ajak Peserta Didik Kampanyekan Cegah Perkawinan Anak di Media Sosial

KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum menyoroti pentingnya peran para pihak termasuk juga anak-anak untuk meningkatkan kualitas remaja dalam mencapai bonus demografi.

Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional Cegah Kawin Anak yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di Kota Semarang, pada Kamis (9/9/2024).

“Kita bisa mencapai bonus demografi jika anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang berkualitas, terjamin kesehatannya dan terjaga keamanan di lingkungan tempat tinggalnya. Namun, jika kita dihadapkan dengan isu-isu negatif seperti perkawinan anak, putus sekolah, pekerja anak, maka bonus demografi tidak akan tercapai dan menjadi ancaman pembangunan Indonesia di masa depan” ujar Deputi Woro yang akrab disapa Lisa.

Lebih lanjut Lisa mengingatkan kepada para siswa yang hadir, agar bijak menggunakan gawai dan menghindari tayangan serta ajakan yang dapat memicu terjadinya perilaku berisiko remaja seperti hubungan seksual sebelum menikah, kehamilan remaja hingga perkawinan anak.

“Dampak perkawinan anak sangat merugikan kalian, karena bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi atau melahirkan bayi prematur yang berpotensi stunting serta cenderung terjadi KDRT dan perceraian," jelas Lisa.

Dalam kesempatan ini, Lisa juga mengajak semua siswa yang hadir untuk turut serta mengkampanyekan Cegah Kawin Anak secara masif melalui media sosialnya. "Gunakan gawai kalian untuk membuat konten-konten bahaya perkawinan anak dan pentingnya Cegah Praktik Kawin Anak," tambahnya.

Bagus Yaugo Wicaksono dari Save The Children Indonesia selaku salah satu narasumber dalam seminar ini, mengungkapkan fakta KDRT merupakan hal yang biasa terjadi dalam perkawinan anak. 

"Survey yang kami lakukan di NTB menghasilkan temuan perkawinan anak berakibat pada tingkat putus sekolah tinggi, perceraian dan kekerasan rumah tangga berjalan searah, berdampak pada meningkatnya pekerja anak," ujarnya.

Sementara, Kakanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad di forum yang sama menyampaikan salah satu bentuk dukungan Kanwil Kemenag Jateng dalam program penurunan angka perkawinan anak adalah bersinergi dengan berbagai OPD terkait di Provinsi Jateng untuk menyukseskan Program “Jo Kawin Bocah”.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin dalam sambutan pembukaannya juga mengatakan bahwa keluarga yang kuat, kokoh, dan cerdas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan negara. Oleh karena itu, upaya mencegah terjadinya perkawinan anak merupakan salah satu yang paling mendasar dalam mewujudkan keluarga yang kuat.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, Cecep Khairul Anwar menjelaskan, Kemenag juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pembentukan generasi berkualitas. Cecep berharap, upaya tersebut dapat menjadi langkah untuk mencapai bonus demografi, dengan membina remaja yang berdaya saing, sehat, dan terampil.

Seminar tersebut diikuti oleh 1.000 peserta secara nasional melalui daring, serta 200 peserta secara luring, diantaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Dharma Wanita Persatuan Jawa Tengah, para siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang, Madrasah Aliyah Negeri 2 Semarang, dan sejumlah peserta didik dari sekolah lain.