KEMENKO PMK -- Hari kedua rangkaian Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN (ASCC) ke-31 di Luang Prabang yang berlangsung pada 24 Maret 2024, berlanjut dengan Sidang Tingkat Pejabat Tinggi Pilar Sosial Budaya ASEAN (SOCA) ke-36. Sebagai pembuka pertemuan ini, SOCA Chair Laos mengapresiasi kesuksesan pelaksanaan keketuaan Indonesia di tahun 2023. ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, merupakan tema yang diusung Indonesia tahun lalu, dan menjadi inspirasi untuk keketuaan Laos tahun ini, dengan tema ASEAN: Enhancing Connectivity and Resilience.
Staf Khusus Menko PMK Bidang Kerja Sama Internasional Joko Kusnanto Anggoro menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada rangkaian pertemuan ini. Indonesia mendorong finalisasi penandatanganan Establishment Agreement ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution (ACCTHPC) dan finalisasi penyusunan EA ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).
"Kedua pusat tersebut akan bertempat di Indonesia dan diharapkan dapat mendukung masyarakat ASEAN yang tangguh dan siap mengantisipasi resiko bencana asap maupun pandemi di masa depan," ujar Kusnanto.
Terkait dengan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Sosial Budaya ASEAN (ASCC Post 2025 Strategic Plan), Indonesia mendorong peran aktif SOCA dalam mengoordinasikan K/L pengampu badan sektoral di tingkat nasional untuk mempercepat proses penyusunan.
Indonesia juga mengapresiasi isu prioritas keketuaan Laos serta menyampaikan dukungan untuk program serta dokumen keluarannya. Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya (ASCC) ke-31 dilangsungkan pada hari ketiga.
Staf Khusus Menko PMK Bidang Kerja Sama Internasional kembali menjadi Ketua Delegasi RI mewakili Bapak Menko PMK selaku ASCC Minister Indonesia. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Laos dan dihadiri oleh Sekjen ASEAN, Menteri dari Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina, Singapura, dan Timor Leste sebagai observer, beserta pejabat yang mewakili Menteri dari Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Turut hadir Duta Besar RI untuk Laos sebagai bagian delegasi Indonesia.
Dalam pidatonya, Kusnanto menggarisbawahi lima hal penting: percepatan operasionalisasi ACPHEED dan ACCTHPC; penguatan tata kelola migrasi di ASEAN; tindak lanjut komitmen Kepala Negara pada KTT ASEAN ke-43 melalui pedoman dan peta jalan di kawasan ASEAN; pemberdayaan desa di ASEAN melalui ASEAN Village Network (AVN); dan terakhir keberlanjutan pemyelenggaraan Intercultural and Interreligious Dialog yang menjadi inisiasi keketuaan Indonesia.
Pada sidang ini disampaikan sembilan dokumen yang akan diangkat di KTT ke-44 dan 45. Dua dokumen yang akan diadopsi dan tujuh dokumen lainnya yang akan dinotasi. Salah satu dokumen yang akan diadopsi adalah Deklarasi Vang Vieng untuk Mempromosikan UMKM Budaya yang Diselaraskan dengan Pembangunan Berkelanjutan. Dokumen tersebut mendukung salah satu isu prioritas keketuaan Laos untuk mempromosikan kebudayaan. (*)