Menko PMK : Maknai Kerelawanan Humanitarian Sebagai Jihad

KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, organisasi relawan sosial harus memaknai pemahaman "kesalehan sosial" dan "Jihad fi Sabilillah". 

Hal itu disampaikannya saat menyampaikan materi dalam kegiatan "Pendampingan Psikososial, dan Spiritual Bagi Relawan Sosial Se-DKI Jakarta", yang diselenggarakan Majelis Pelayanan Sosial Muhammadiyah, di Auditorium Kasman Singodimedjo, FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada Minggu (26/02/2023). 

Dalam kesempatan itu hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasyi, M.Si; Ketua PWM DKI Jakarta, KH. Sun’an Miskan, Lc; Wakil Ketua PWM DKI Jakarta, KH. Supriyadi; Ketua Bidang Majelis Pelayanan Sosial (MPS), Drs. Ahmad Arief, M.Pd; Ketua MPS DKI Jakarta, M. Furqon, MKM; PDM/PDA se-DKI Jakarta; Pimpinan Majelis/Lembaga PWM DKI Jakarta; Pimpinan Ortom Tingkat Wilayah; Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM); Pengurus MPS PDM/PCA; Pengelola Panti Asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah; yang hadir secara luring ataupun daring. 

Muhadjir menerangkan, kesalehan sosial sebagai adanya perasaan transaksi atau jual beli dengan Allah SWT untuk meraih surga. Misalnya dalam kegiatan kerelawanan, bukan hanya dihitung sebagai kegiatan humanitarian, tetapi juga diniatkan sebagai ibadah kepada Allah SWT

Lebih lanjut, Muhadjir juga menyebutkan kesalehan sosial ini bisa melalui "Jihad fi Sabilillah". Jihad di sini, kata dia, tidak dimaknai sebagai perang, melainkan upaya yang dilakukan untuk menolong sesama manusia, bergotong royong,  memajukan dan menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia. 

Dia juga menyebutkan bahwa surga tidak hanya bisa didapatkan dengan hanya melalui ibadah-ibadah biasa yang dilakukan, namun juga melalui jihad dan sabar.

"Medan kita untuk berjihad itu banyak. Maka beruntunglah kita menjadi Muhammadiyah karena kita punya medan jihad kita banyak, Jihad sosial, jihad pendidikan, jihad ekonomi, jihad kesehatan. Yang penting kita niatkan jihad ini adalah jalan Tuhan yang kita tempuh untuk meraih surga," ungkapnya.

Muhadjir mengungkapkan, pendiri Muhammadiyah, Kiyai Ahmad Dahlan telah memaknai jihad sebagai falsafah utama dalam gerakan Muhammadiyah, yang didasari dengan firman Allah dalam Al-Quran Surah At-Taubah.

"Kiyai Dahlan meyakinkan pada pengikutnya, jangan merasa menjadi Muhammadiyah tanpa jihad. Jangan sampai mengartikan jihad sebatas dengan perang," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir berpesan pada organisasi relawan Muhammadiyah supaya memaknai jihad dengan baik dan benar, yaitu adanya spirit vertikal dengan Allah SWT dalam setiap kegiatan yang dilakukannya.

"Relawan di Muhammadiyah perlu didoktrin bukan hanya sebagai humanitarian, tapi juga profetik atau sebagai utusan tuhan di muka bumi. Pesan saya, ini bisa dirumuskan dengan dalil naqli yang bisa jadi pegangan oleh tim relawan seperti tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dari Muhammadiyah," tuturnya.

 Kegiatan "Pendampingan Psikososial, dan Spiritual Bagi Relawan Sosial Se-DKI Jakarta" merupakan rangkaian acara Semarak Musyawarah Wilayah ke-22 Muhammadiyah DKI Jakarta. Kegiatan Musyawarah Wilayah DKI Jakarta rencananya akan diselenggarakan pada 11-12 Maret 2023 mendatang. 

Kontributor Foto:
Reporter: