Kepada Menko PMK, PM Vanuatu Harapkan Kerja Sama Lebih Luas

Tim Delegasi Kemanusiaan Indonesia untuk Vanuatu Tiba di Tanah Air

KEMENKO PMK -- Tim Delegasi Kemanusiaan Republik Indonesia yang menyalurkan paket bantuan kemanusian untuk korban bencana Siklon Judy dan Kevin di Vanuatu tiba kembali di Tanah Air. Rombongan tiba dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis dini hari (11/5/2023), sekitar pukul 01.30 WIB. Tim delegasi tersebut menumpangi pesawat Garuda Indonesia yang menempuh perjalanan selama kurang lebih 14 jam.

Rombongan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy beserta Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Ketua Komisi 8 DPR RI Ashabul Kahfi, serta jajaran delegasi kementerian dan lembaga telah berhasil membawa paket bantuan inkind senilai Rp. 7,12 Miliar untuk mendukung Vanuatu dalam masa berat akibat bencana alam yang terjadi.

“Alhamdulillah pagi ini sekitar pukul 01.30 WIB, tim dari pemerintah Republik Indonesia yang langsung saya pimpin selaku Menko PMK, kemudian Bapak Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Ketua Komisi 8 DPR RI Bapak Dr. Ashabul Kahfi serta seluruh rombongan kembali ke Indonesia dengan selamat dalam rangka mengantar dan menyerahkan bantuan kemanusiaan dari pemerintah Republik Indonesia untuk rakyat dan pemerintah Republik Vanuatu,” ujar Muhadjir sesaat setelah turun dari pesawat.

Muhadjir mengatakan kedatangannya di Vanuatu disambut dengan sangat antusias dan senang oleh Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Republik Vanuatu. Muhadjir menjelaskan pihaknya langsung melakukan pertemuan bilateral untuk membicarakan tentang rencana penyaluran dan tindaklanjut dari bantuan-bantuan yang dibawa oleh pemerintah Indonesia. Termasuk di antaranya rencana pemerintah Indonesia yang akan ikut memperbaiki gedung VIP di Bandara Port Vila yang hancur akibat bencana Siklon.

“Semuanya berjalan dengan lancar. Mudah-mudahan ini adalah langkah yang bagus untuk pemerintah Indonesia, terutama dalam rangka mempererat hubungan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Republik Vanuatu, dan juga dengan negara-negara Pasifik Selatan,” ungkap Muhadjir.

Selain itu, Muhadjir juga berharap hubungan diplomatik yang baik akan dapat terus berlanjut. Muhadjir menerangkan bahwa pihak pemerintah Republik Vanuatu juga turut mengharapkan kerja sama yang lebih luas, termasuk di antaranya kerja sama dalam bidang ekonomi. Sebagaimana kemitraan yang telah dibangun antara Indonesia dengan Vanuatu dalam organisasi multilateral negara-negara Pasifik, yakni Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF).

“Pemerimtah Republik Vanuatu berharap kemajuan yang telah dicapai Indonesia juga bisa ikut dirasakan oleh rakyat dan Republik Vanuatu,” ungkap Muhadjir.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto turut memberikan penjelasan bahwa selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia telah dua kali memberikan bantuan ke Republik Vanuatu. Satu diantaranya dilakukan pada tahun 2015 yang juga dilakukan pada saat bencana Angin Topan terjadi. Suharyanto menerangkan bantuan yang diberikan saat itu juga cukup besar, yakni senilai USD 2,2 juta.

“(Bantuannya) hampir sama. Ini membuktikan bahwa Indonesia tidak memandang negara manapun dan tidak terkait dengan hubungan diplomatik atau mungkin suara-suara yang tidak begitu mendukung kebijakan politik luar negeri Indonesia. Indonesia tidak melihat itu, ketika negara itu mengalami kesulitan dan meminta bantuan, kita berangkat,” tutur Suharyanto.

Paket bantuan inkind yang dikirimkan terdiri dari tenda pengungsi, tenda keluarga, generator, velbed, hygiene kits, sweater anak, jaket anak, jaket dewasa, perkakas tukang, rendang, paket sembako, lampu solar, dan gegaji mesin. Selain itu akan ada upaya bantuan untuk melakukan rehabilitasi gedung VIP Bandara Port Vila melalui Perusahaan BUMN PT. PP (Persero) sebagaimana komitmen dan persetujuan dari Presiden Jokowi.

Seperti yang telah dikabarkan oleh pemerintah Vanuatu, gempa magnitudo 6,5 mengguncang negara tersebut pada Jumat (3/3/2023) lalu, sehari setelah Topan Judy melanda. Badai kategori empat itu memicu kerusakan dan banjir di hampir seluruh 83 pulau di negara itu. Di tengah situasi tersebut, penduduk setempat sekarang menghadapi badai tropis besar lainnya yakni Topan Kevin.

Sekitar 5.000 orang dilaporkan telah mengungsi, sementara Topan Kevin yang tercatat sebagai badai kategori tiga membawa angin hingga 130 km/jam (81 mph). Sejauh ini belum ada korban jiwa yang dilaporkan. Namun, akibat bencana tersebut hampir seluruh warga Vanuatu, sekitar 300 ribu orang, terkena dampak. Kerugian diperkirakan mencapai USD 50 juta. 

Kontributor Foto:
Reporter: