Gerakan Aksi Nasional Skrining Kesehatan Fungsi dan Gerak Tubuh

Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit Kardiovaskuler yaitu stroke dengan 19,42% dan jantung iskemik (serangan jantung) dengan 14,38 %. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri pemerintah Indonesia untuk mengatasi Penyakit Tidak Menular (PTM). Selain pola makan penyebab penyakit tersebut adalah pola gerak atau kurangnya aktivitas fisik. Upaya harus terus dilakukan untuk menekan angka kejadian PTM supaya rendah dalam rangka mendorong Indonesia Bugar tahun 2045. 

 “Kegiatan ini , sesuai dengan amanat Inpres No.1 Tahun 2017 tentqng Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dimana salah satu kegiatannya adalah  skrining kesehatan. Skrining kesehatan gerak dan fungsi tubuh merupakan salah satu upaya promotif sehingga tidak menunggu sakit atau cacat baru dilakukan fisioterapi yang selama banyak dipahami masyarakat seperti itu bahwa fisioterapi adalah  upaya pemulihan kesehatan.  Hal tersebut disampaikan Asisten  Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi, Natalia Marampa saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara pada kegiatan Aksi Nasional Fisioterapi yang hadir mewakili Kemenko PMK

Lebih lanjut, Jelsi menyampaikan “Kegiatan ini sudah sangat komprehensif karena ada skrining lansia sampai deteksi dini anak stunting, hal tersebut sudah mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Bersama-sama dengan IFI mari bergandengan tangan melakukan aksi nyata dan semoga berkelanjutan, karena Tujuan dari IFI adalah menjadi garda terdepan dalam upaya promotif dan preventif”

Pada kesempatan ini Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan dr. Nida menyampaikan “Pola hidup masyarakat di Indonesia saat ini sudah mulai dimanjakan atau istilahnya mager, sedangkan orang yang malas gerak atau kurang aktivitas berisiko terkena penyakit kardiovaskuler”

Penguatan program harus sejalan dengan skrining kesehatan dan peran promosi kesehatan ditingkat layanan primer seperti di Puskesmas. Melalui Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), para fisioterapis baik Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, serta Pengurus Cabang bergabung bersama berkolaborasi. Fisioterapi merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan berkomitmen dan menunujukkan peran dalam meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan dalam upaya promotif dan preventif. 

ketua Ikatan Fisioterapi Indonesia menyampaikan bahwa “Dalam menjalankan Transformasi Kesehatan Nasional, IFI memberikan solusi dengan jargonnya mencegah lebih baik dari pada mengobati yang artinya fisioterapis siap menyehatkan bangsa Indonesia” lebih lanjut disampaikan bahwa Upaya promotif dengan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat umum untuk meningkatkan kesehatan berupa kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan gerak dan fungsi tubuh. Upaya preventif merupakan upaya pencegahan terhadap gangguan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan individu yang berpotensi untuk mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh akibat faktor-faktor kesehatan atau sosial ekonomi dan gaya hidup, dengan sasaran layanan adalah orang yang sehat, karena saat ini pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap fungsi fisioterapi masih rendah.

Adapun rangkaian kegiatan aksi nyata pemeriksaan skrining massal yang dilakukan Pengurus Daerah, Pengurus Cabang dan anggota IFI adalah sebagai berikut : Skrining Lansia, Skrining Anak dan Stunting, Skrining Risiko Stroke, Skrining Gangguan Postur, Skrining Sedentary Life, dan Skrining Sendi. Pemeriksaan gerak dan fungsi tubuh difokuskan pada: Keseimbangan-Koordinasi-Stabilitas, Kemampuan Aktivitas Fungsional, Pemeriksaan Postur, Otot dan Sendi, Kemampuan Kognitif, Risiko Stroke, dan Stunting. 

Komunitas yang menjadi target kegiatan meliputi : komunitas masyarakat umum, komunitas bayi dan anak, komunitas lansia, komunitas karyawan atau pekerja, komunitas usia sekolah, komunitas klub olah raga, dan komunitas lain yang teridentifikasi.

Kegiatan ini dihadiri pengurus IFI dan komunitas di 34 Provinsi Indonesia, yang terdapat 108 titik lokas

Kontributor Foto:
Reporter: