UM Metro Menyiapkan Generasi Emas

KEMENKO PMK- Pada tahun 2045 Indonesia akan memasuki usia 100 tahun merdeka atau Indonesia Emas. Pada saat itu, Indonesia diharapkan menjadi bangsa yang maju dan kuat. Memanfaatkan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 mendatang adalah jalan masuk Indonesia menjadi Negara Maju. Namun, bonus demografi ini hanya dapat hasil bila kita mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, berdaya saing dan bebas dari stunting.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Prof. Warsito menjadi pembicara kunci dalam agenda Kuliah Tamu bertema "Penyiapan Generasi Emas Untuk Indonesia Emas 2045" yang diselenggarakan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro), pada Sabtu (25/11) di Aula Gedung Pasca UM Metro.

Warsito menyampaikan Kecenderungan dalam menghadapi tantangan global dengan berlangsungnya revolusi industri keempat, perubahan peradaban masyarakat dan semakin tegasnya fenomena adab kreatif.

Satu hal yang perlu digarisbawahi di era ini adalah bahwa kemajuan teknologi digital telah membuat produk atau layanan baru bagi siapa saja yang tidak siap. Banyak posisi pekerjaan sudah dan terus akan digantikan oleh mesin atau robot, ujar Warsito.

Warsito menegaskan dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai perkembangan transformasi digital dan menuntut Indonesia untuk memacu penguasaan teknologi digital agar dapat bertahan dan berdaya saing dengan negara-negara lain.

Untuk mengantisipasi kondisi ini, kita harus mampu menciptakan pekerja yang siap dengan digitalisasi, otomasi, dan artificial intelligence. Para pekerja perlu di reskilling dan bahkan ganti skill untuk terus dapat bertahan di tempat kerjanya, tegas Warsito.

Revolusi industri 4.0 fokus pada teknologinya, sedangkan society 5.0 lebih berfokus pada manusia sebagai pihak yang memanfaatkan teknologi tersebut, ucap Warsito.

Indeks daya saing global Indonesia terlihat kelemahan daya saing antara lain  terletak pada komponen ekosistem inovasi,  terutama terkait dengan kontribusi riset  serta pemanfaatannya oleh industri yang
masih minim.

Untuk meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing dengan mewujudkan program-pragram prioritas sehingga menghasilkan peningkatan produktivitas dan daya saing Pendidikan dan  Pelatihan Vokasi  berbasis Kerjasama  Industri, Penguatan  Pendidikan Tinggi Berkualitas, Peningkatan  Kapabilitas Iptek  dan Penciptaan  Inovasi, Pengembangan  Budaya dan  Peningkatan  Prestasi, imbuh Warsito.

Warsito juga menyampaikan bahwa Indonesia perlu fokus secara khusus pada peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi. Sebelumnya telah diterbikan Perpres No.68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (RPVPV) untuk menyiapkan tenaga kerja yang unggul, berdaya saing, terampil, bermutu dan kompeten. 

“Pada tahun 2045 Indonesia akan memasuki usia 100 tahun merdeka atau Indonesia Emas. Pada saat itu, Indonesia diharapkan menjadi bangsa yang maju dan kuat. Memanfaatkan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 mendatang adalah jalan masuk Indonesia menjadi negara maju”, ujarnya.

Strategi demand oriented dalam RPVPV mendorong peran dunia usaha dan dunia industri kerja (DUDIKA) dalam penciptaan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing. Selain itu, kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah swasta, akademisi, dan masyarakat.

Hadir dalam acara tersebut Rektor UM Metro, Dr. Nyoto Suseno, M.Si, Wakil Rektor 1, Dr. Achyani M.Si, Wakil Rektor 4 Dr. Ihsan Dalchofani, M. Ed., Direktur Program Pascasarjana Dr. Agus Sutanto, M.Si. serta maasiswa pascasarjana UM Metro.

Kontributor Foto:
Reporter: