KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Woro Srihastuti menyampaikan, Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Deputi yang akrab disapa Lisa itu menyampaikan, PAUD HI tidak dilakukan dengan berfokus pada satu aspek dalam tumbuh kembang anak. Misalnya hanya pada aspek pendidikan, atau aspek kesehatan, atau aspek gizi. Tetapi, PAUD HI dilakukan secara holistik integratif supaya anak dapat tumbuh kembang secara optimal.
"Kita ingin memastikan semua kebutuhan esensial untuk tumbuh kembang anak secara optimal dapat diberikan secara terintegrasi, sehingga mereka dapat menjadi anak-anak yang berkualitas kedepannya," ujar Woro dalam Seminar Naisonal Strategi Investasi PAUD HI Menuju Visi Indonesia Emas 2045, di Kantor Kemenko PMK, pada Ravu (28/8/2024).
Deputi Lisa menyampaikan, bahwa untuk menyiapkan anak-anak yang berkualitas, harus dimulai dari usia yang paling awal, yaitu usia 0-6 tahun, bahkan harus dimulai dari persiapan pembangunan keluarganya.
"Jadi artinya kita juga harus memastikan penguatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin agar mereka siap secara fisik dan emosional untuk memiliki anak termasuk kesiapan dalam pengasuhannya. Selain itu, perlu dipastikan layanan untuk anak kita di setiap tahapan kehidupan mulai dari janin dalam kandungan sampai usia 6 tahun itu benar-benar terpenuhi. Ini menjadi satu hal yang harus kita pastikan," ungkapnya.
Pengembangan anak usia dini dilakukan dengan memberikan layanan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak usia dini yang meliputi kesehatan dan gizi, stimulasi persiapan pendidikan dini, pembinaan moral emosional, pengasuhan termasuk perlindungan bagi anak-anak supaya bisa tumbuh kembang secara optimal.
"Jadi ini konsepsi dari PAUD HI. Kita tidak melihat bagaimana penyediaan layanan anak secara parsial," ujarnya.
Deputi Lisa menyampaikan, PAUD HI penting untuk dilakukan secara serius. Dia menerangkan, pada usia dini, terutama usia 5 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan otak manusia berkembang sangat cepat mencapai 90% kapasitas otak manusia dewasa. Perkembangan otak menjadi fondasi untuk kesehatan, capaian kognitif dan pembentukan karakter anak yang menjadi aspek untuk membangun SDM yang lebih baik lagi ke depannya.
Oleh sebab itu, anak sejak usia dini harus terus diberikan pengalaman positif bahkan sejak janin di kandungan. Karena stimulasi atau pengalaman yang terpapar pada anak sejak janin sampai usia 6 tahun akan memengaruhi kualitas tumbuh kembang anak-anak kita.
"Rentannya periode usia dini membuat anak harus terpenuhi kebutuhan esensialnya secara holistik mulai dari kesehatan gizi pendidikan, pengasuhan, hingga perlindungan dan kesejahteraan," ungkap Deputi Lisa.
Deputi Woro menyampaikan bahwa Kemenko PMK bersama dengan Tanoto Foundation telah membuat 3 kajian berkaitan dengan PAUD HI, yaitu: Penyelarasan Indikator Global Perawatan dan Pengasuhan Anak Usia Dini dan Indikator PAUD HI, Pembangunan Sumber Daya Manusia pada 1000 HPK hingga Usia 3 Tahun: Strategi Pengasuhan dan Stimulasi Dini, Catatan Kritis Kebijakan dan Implementasi Program PAUD HI.
Deputi Lisa menyampaikan dari kajian yang telah dilakukan didapatkan mengenai pemahaman pentingnya bagaimana kebutuhan esensial anak usia dini yang harus dilakukan dari hulu-hilir yang sangat kompleks karena melibatkan lintas sektor dan lintas pelaku. Kemudian masih ditemui adanya tantangan implementasi PAUD HI mulai dari sinergi kebijakan, pelaksanaan, termasuk penyediaan fasilitas dan standarisasinya.
Deputi Woro berharap dengan adanya kajian yang telah dibuat dapat menjadi masukan dalam menyiapkan RAN PAUD HI 2025-2029 termasuk dari sisi implementasinya yang masih banyak tantangan. Kemudian juga diharapkan dengan kajian tersebut dapat menguatkan kedudukan PAUD HI dalam RPJMN 2025-2029, dan juga memastikan PAUD HI sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang No. 4 Tahun 2024 Tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak.
Dalam kesempatan itu hadir Head of Policy and Advocacy Tanoto Foundation Eddy Henry,
Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal, penyaji kajian ECED Ecosystem Development Lead Tanoto Foundation Fitriana Herarti, sebagai penanggap Direktur SEAMEO CECCEP Vina Andriany, Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Didik Darmanto, Anggota Komisi VIII DPR RI Inna Ammania. Dalam kesempatan itu hadir juga para pemangku kepentingan terkait PAUD HI, dan perwakilan kelompok organisasi masyarakat.