KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Ojat Darojat menyampaikan, masih terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan vokasi di Indonesia.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Evaluasi Capaian Strategi Nasional Vokasi Tahun 2024 dan Rencana Tindak Lanjut Tahun 2025, di Hotel Shangri-La Jakarta, pada Senin (5/5/2025).
"Masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti ketergantungan pendanaan pada anggaran Kemendikdasmen dan Kemendikti serta perlunya optimalisasi peran Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi (TKNV) dan Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) dalam pemantauan implementasi di lapangan," tegas Deputi Ojat.
Rapat koordinasi ini sekaligus menjadi ajang konsolidasi implementasi Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 Tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Rapat ini juga menjadi momentum penting dalam mengevaluasi capaian dua tahun terakhir (2023–2024) dan memperkuat koordinasi lintas sektor guna mendukung akselerasi revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi di Indonesia.
Deputi Ojat menegaskan pentingnya langkah lanjutan yang terencana dan sinergis untuk menyusun Laporan Tahunan TKNV 2025, sebagai landasan kuat untuk mengakselerasi revitalisasi pendidikan vokasi dalam periode pembangunan 2025–2029. Ia juga berharap kontribusi dan sinergi seluruh pihak yang tergabung dalam TKNV semakin optimal.
"Harapan kami, melalui pelibatan lintas sektor sebagaimana diatur dalam Kepmenko PMK Nomor 14 Tahun 2025, kita dapat menciptakan momentum baru bagi sistem pendidikan vokasi nasional yang lebih relevan, responsif, dan berdaya saing," tutup Deputi Ojat.
Dalam rapat koordinasi dibahas beberapa capaian utama Stranas Vokasi 2024 dipaparkan, di antaranya pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja (SIPK) oleh Kementerian Ketenagakerjaan yang kini tengah memasuki tahap penyempurnaan dan akan diluncurkan akhir tahun ini. Selain itu, KADIN juga meluncurkan platform digital MyInternship yang ke depan berpotensi terintegrasi dengan SIPK.
Dalam bidang pendidikan menengah vokasi, program SMK Pusat Keunggulan telah menjangkau 1.551 sekolah dengan dukungan investasi mencapai Rp332,27 miliar bagi 535 SMK. Untuk pendidikan tinggi vokasi, program Competitive Fund terus dikembangkan dengan fokus pada kolaborasi bersama dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Sektor pelatihan vokasi juga menunjukkan kemajuan, dengan lebih dari 3.600 peserta dilatih di bidang keterampilan digital dan lebih dari 1.000 peserta di program Future Jobs. Tak kalah penting, pengembangan pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) menjadi fokus dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau.
Dukungan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) turut memperkuat ekosistem vokasi melalui 2.000 LSP aktif, 40.000 TUK, serta harmonisasi kerangka kualifikasi dengan sistem regional ASEAN, yang memperkuat daya saing tenaga kerja nasional.
Rapat ini dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim Kemenko Pangan Sugeng Santoso, Asdep Peningkatan Produktivitas dan Pengembangan Ekosistem Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian Chairul Saleh, Direktur Ketenagakerjaan KementerianPPN/Bappenas Yuke Nur Hygiawati, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Vokasi dan Sertifikasi Adi Mahfudz, Asisten Pendidikan Menengah dan Tinggi Kemenko PMK Maman Wijaya serta seluruh perwakilan dari anggota Tim Koordinasi Nasional Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (TKNV) dan Tim Sekretariat TKNV.