Jakarta (21/11)—- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengadakan rapat koordinasi (rakor) nasional membahas mengenai program pengembangan Science and Techno Park (STP). Rakor dibuka langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK, Agus Sartono.
World Economic Forum (WEF) pada bulan Oktober 2019 merilis daftar peringkat daya saing 141 negara di dunia. Indonesia berada di peringkat 50 di tahun 2019 atau turun 5 peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tertinggal jauh dari dari negara Asean lainnya. Singapura yang berada di urutan pertama, Malaysia di urutan 27 dan Thailand di urutan ke- 40. Menghadapi revolusi industri 4.0 yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi, Pemerintah terus mengembangkan STP guna mengimbangi kecepatan perkembangan dunia. Program pembangunan STP telah menjadi salah satu program nasional yang digagas untuk mendukung pembangunan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Program pembangunan STP tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019. Tapi hingga tahun 2019, Pemerintah baru mampu membangun 22 STP di seluruh Indonesia dari target awal sebanyak 100 STP. “Salah satu faktor yang membatasi kapasitas riset dan inovasi di Indonesia adalah pendanaan. Alokasi belanja riset nasional kita masih rendah dibanding negara-negara lain. Alokasi anggaran riset baru 0,20% dari PDB,” tutur Agus.
Presiden telah menyampaikan perhatian khusus terhadap anggaran riset pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 9 April 2018. Hingga akhirnya pemerintah dan DPR sepakat menerbitkan UU 11/2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. UU tersebut mengamanatkan dibentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional sebagai bagian dari penataan penyelenggaraan riset di Indonesia.
Dari keterbatasan tersebut, Pemerintah masih mampu menghasilkan STP dengan kualitas yang mumpuni. Salah satunya STP binaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang berada di Cimahi, Jawa Barat. STP yang berada di Cimahi tersebut mampu menghasilkan karya setaraf Internasional. Dukungan penuh dari Pemerintah Daerah terbukti mampu mewujudkan STP yang memenuhi kategori sesuai Perpres 106/2017. “Saya terkagum-kagum dengan perkembangan STP yang di Cimahi itu. Hasil binaan disana yang animasi hampir sekelas dengan Hollywood,” tutur Agus.
Dalam penutupnya, Agus mengharapkan kerjasama dari berpbagai pihak guna menyukseskan pembangunan STP di seluruh daerah. “Saya harap Pemda dan PTS maupun kawasan industri lainnya juga akan berkomitmen untuk menyukseskan pembangunan STP di daerahnya. Pada akhirnya, masyarakat dan pemerintah setempat juga lah yang akan merasakan manfaat keberadaan STP sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi”, tutup Agus.
Hadir dalam rapat Sekretaris Utama Batan, perwakilan dari Kemenko Perekonomianperwakilan dari Kemendikbud, kementerian perindustrian, Kemenristek dan para pegiatn STP lainnya. Rakor dilaksanakan di Hotel Saripan Pasific, Jakarta.