KEMENKO PMK -- Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah bentuk demam berdarah (DB) yang dapat mengancam jiwa. DBD adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Negara beriklim tropis dan subtropis beresiko tinggi terhadap penularan virus tersebut. Hal ini dikaitkan dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan perubahan musim hujan dan kemarau disinyalir menjadi faktor resiko penularan virus dengue.
Kasus DBD di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2021 sebanyak 73.518 kasus dengan angka kematian 705 orang. Tahun 2022 sebanyak 131.265 kasus dengan angka kematian 1.183 orang. Pada periode Januari – Juli 2023, sebanyak 42.690 orang terinfeksi DBD dan 317 orang meninggal.
Sebagai upaya untuk memberantas dan mencegah penyebaran DBD, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan Seminar Edukasi Penguatan Layanan Kesehatan Melalui Peningkatan Peran Jumantik dan TPK di Gedung Herritage pada Selasa (29/08/2023).
Dalam sambutannya, Menko PMK dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Y. B. Satya Sananugraha menjelaskan bahwa banyak upaya yang harus dilakukan mulai dari pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan pasien, hingga sosialisasi pencegahan.
Ia juga menyebut peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) sangat diperlukan. Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal.
"terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum," Jelasnya.
Deputi Sani juga berharap para Jumantik dapat mengedukasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta mensosialisasikan upaya-upaya pencegahan untuk memutus mata rantai hidup jentik nyamuk DBD.
"Sarang nyamuk tersebut hendaknya diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD. Oleh sebab itu, biasakan perilaku hidup sehat dengan lingkungan yang bersih," Tuturnya.