Menko PMK Minta Zona Hijau dan Kuning Lakukan Sekolah Tatap Muka

Gunungsitoli (17/3) -- Satu tahun sudah kasus virus corona Covid-19 melanda Indonesia. Pertambahan kasus harian masih terus terjadi. Jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 16 Maret bertambah 5.414. Penambahan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.430.458 orang.

 

Tingginya kasus Covid-19 membuat banyak kegiatan masyarakat tergangu. Salah satu yang terkena imbas adalah kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah dengan wilayah zona merah Covid-19 diharuskan menerapkan metode pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan media internet. 

 

Namun hal berbeda terjadi di Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Di sana, sekolah tingkat SD dan SMP sudah membuka kegiatan belajar mengajar secara tatap sehubungan dengan kasus Covid-19 yang sudah melandai. 

 

Satgas Covid-19 Kota Gunungsitoli mencatat, per tanggal 16 maret 2021, jumlah kasus Covid-19 di Kota Gunungsitoli sejak awal masuknya kasus pada Juni 2020 berjumlah 694 kasus, dengan rincian 17 kematian dan sembuh 677 kasus. Saat ini diketahui tidak ada kasus aktif. Artinya, kasus Covid-19 di Kota Gunungsitoli sudah terkendali.

 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkesempatan mengunjungi SDN 070975 Gunungsitoli dan SD Muhammadiyah Gunungsitoli. Kunjungannya tersebut dilakukan untuk mengecek keberlangsungan kegiatan pembelajaran tatap muka.

 

Menko PMK mengapresiasi pelaksanaan belajar tatap muka di Kota Gunungsitoli. Dia menilai, pelaksanaan belajar tatap muka sudah mematuhi protokol kesehatan dengan baik, seperti kewajiban menggunakan masker bagi murid dan guru, serta diterapkannya sistem shift untuk menerapkan jaga jarak antar murid.

 

"Tadi saya lihat sudah bagus sekali. Mematuhi protokol kesehatan, kemudian dibikin shift masuk sekolahnya," ujarnya usai meninjau pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka di SDN 070975 Gunungsitoli, pada Rabu (17/3).

 

Dalam kesempatan itu, Menko PMK didampingi Menteri PPPA Bintang Puspa Yoga, Wakil Walikota Gunungsitoli, Sekda Provinsi Sumatera Utara, dan jajaran Eselon I Kemenko PMK, dan perwakilan BKKBN, Kemensos, Kemenkes, Kemendikbud.

 

Muhadjir pun mengapresiasi kebijakan Pemerintah Kota Gunungsitoli yang telah memulai kegiatan sekolah tatap muka. Dia juga meminta agar daerah lain di Indonesia dengan status zona hijau dan kuning untuk berani memulai sekolah tatap muka.

 

"Saya juga sarankan wilayah zona hijau dan kuning seperti di Kepulauan Nias ini sudah harus ada proses belajar mengajar. Jangan ikut-ikutan yang lain yang memang posisinya berada di status zona merah," tuturnya.

 

Menurut Menko Muhadjir, dibukanya kegiatan sekolah tatap muka di daerah-daerah zona hijau seperti di Kota Gunungsitoli dan Kepulauan Nias merupakan kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dari kota-kota besar.

 

"Justru kesempatan sekarang bagi wilayah yang tertinggal seperti Kepulauan Nias ini untuk mengejar siswa-siswa yang berada di kota yang lebih terdepan," terangnya.

 

*Gencarkan Sosialisasi Covid-19 di Nias*

 

Dalam kesempatan itu, Menko Muhadjir berkesempatan melakukan dialog dengan petugas tracer Covid-19 di Kantor Walikota Gunungsitoli. Menko PMK mendapatkan laporan dari dokter petugas tracing Covid-19 bahwa masyarakat masih banyak yang bandel dan menolak untuk dilakukan tracing oleh petugas.

 

Menko PMK mengatakan, kasus penolakan terhadap petugas tracer memang masih sering terjadi di masyarakat. Karena itu, dia meminta agar pihak satgas petugas tracer bekerja sama dengan RT/RW bersama Babinsa dan Babinkamtibmas untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang Covid-19.

 

"Kalau kita melakukan edukasi pendidikan sosialisasi kepada masyarakat secara luas itu pelan-pelan nanti akan diterima kepada masyarakat. Karena itu saya mohon juga kepada pihak Pemerintah Kota untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19," ujarnya.

 

"Ini mohon betul-betul dikobarkan agar masyarakat sadar betul Covid-19 ini nyata dan berbahaya. Covid ini sangat berbahaya terutama untuk lansia dan yang memiliki komorbid (penyakit penyerta)," pungkasnya.

 

Selain berdialog dengan petugas tracer, Menko PMK juga berdialog dengan ibu yang memiliki anak stunting, serta menyerahkan ragam bantuan dari pemerintah pusat kepada pihak Pemerintah Kota Gunungsitoli, bantuan untuk ibu dengan anak stunting, KPM PKH Graduasi dan pendamping PKH.

Kontributor Foto:
Reporter: