Kuatkan Revolusi Mental Untuk Perbaiki Keadaban Digital

KEMENKO PMK -- Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi mengatakan, keadaban digital Indonesia termasuk yang terendah di wilayah Asia Pasifik.

Dari laporan hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (Indeks Keadaban Digital) tahun 2020 yang dirilis Februari 2021, Indonesia menempati urutan 29 dari 32 negara yang disurvei, atau yang 'terburuk' untuk kawasan Asia Pasifik.

Deputi Didik menerangkan, hal itu dapat dilihat dari penggunaan media digital justru paling banyak digunakan untuk menyebarkan hoaks atau berita bohong dan penipuan. Hal itu disampaikannya dalam Seminar Literasi dan Etika Digital Universitas Al Azhar Indonesia 2023 bertajuk "Peningkatan Pemahaman Literasi dan Etika Digital Melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental", di Al-Fityan School Tangerang, pada Kamis (27/7/2023).

"47 persen keadaban digital kita itu untuk hoaks dan penipuan. Kemudian 27 persen untuk ujaran kebencian, dan 13 persen untuk diskriminasi. Bisa dibayangkan dunia maya kita ini isinya seperti itu. Makanya isinya sering bikin gaduh," ujarnya.

Didik menyampaikan, berkembangnya teknologi digital juga menyebabkan semakin berbahayanya dunia maya. Semakin banyak aksi penipuan, hoax, konten pornografi, dan konten kekerasan bisa membuat generasi milenial terjerumus dan membentuk karakter buruk.

Karenanya, untuk merubah keadaban digital bangsa Indonesia, maka diperlukan revolusi mental terutama di kalangan generasi milenial. Dalam hal ini, anak-anak generasi milenial perlu ditanamkan semangat revolusi mental untuk menciptakan karakter yang baik.

"Kemenko PMK melalui program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) kita ingin melakukan perbaikan ini. Apa yang kita perbaiki, yaitu etos kerja, gotong royong atau kolaboratif, integritas," jelasnya.

Didik menerangkan, dengan penanaman nilai etos kerja pada anak muda akan membentuk sifat mandiri, berdaya saing, gigih, pantang menyerah, dan produktif. Kemudian penanaman nilai gotong royong akan membentuk sifat saling menghargai, tolong menolong, kerha sama, solidaritas. Dan penaman nilai integritas akan menciptakan sifat jujur, disiplin, amanah, bertanggung jawab, berkarakter, dan taat.

"Dengan penanaman tiga nilai itu, diharapkan generasi muda bisa bijak dalam memanfaatkan media sosial, dan menjadi penerus dan yang akan memimpin di masa Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Didik Suhardi menyambut baik kegiatan Seminar Literasi dan Etika Digital Universitas Al Azhar Indonesia 2023. Menurutnya, institusi pendidikan berbasis keagamaan sudah sangat baik dalam penanamakan karakter, dan diharapkan bisa semakin baik dalam hal keadaban digital dengan diadakan kegiatan seminar ini.

"Semoga kita bisa bijak menggunakan medsos dan medsos bukan menjadu unsur negatif tapi menjadi unsur positif di kehitupan kita sehari-hari. Semoga keadaban digital kita makin lama makin bagus," harap Didik Suhardi.

Dalam kesempatan seminar itu hadir Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia Asep Saefuddin, Direktur Al Fityan School Tangerang Asep Sanjaya, dan diisi oleh Dosen Prodi Informatika UAI Ade Jamal, Endang Ripmiatin, Anis Rifai, Denny Hermawan. Kegiatan diikuti oleh para siswa-siswi Al Fityan School dan juga mahasiswa mahasiswi UAI yang hadir secara luring dan daring.

Kontributor Foto:
Reporter: