Kemenko PMK Pimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan ASEAN WG on CoP ke-4

Jakarta (29/3) – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menghadiri Pertemuan ke-4 Working Group on the Declaration on Culture of Prevention (CoP) for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society (WG CoP)/Kelompok Kerja Deklarasi Budaya Pencegahan, yang diselenggarakan secara virtual, pada Senin (29/3).

 

Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemenko PMK Iwan Eka Setiawan bertindak sebagai Alternate SOCA Leader dan Ketua Delegasi RI bersama dengan perwakilan kementerian dan lembaga di bawah Pilar Sosial Budaya ASEAN. 

 

Pertemuan WG CoP ke-4 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2021 secara virtual melibatkan SOCA Leader dari seluruh negara ASEAN serta Ketua Badan Sektoral yang terkait.

 

Pertemuan WG CoP ke-4 membahas tentang update dari Plan of Action (PoA) pada Culture of Prevention (CoP), rencana penyelenggaraan Forum Kemitraan  untuk memajukan implementasi CoP, dan perkembangan kegiatan Awareness Campaign yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ASEAN terhadap budaya pencegahan serta menginspirasi masyarakat pada isu-isu tertentu agar memiliki perubahan pola pikir dan mengambil tindakan individu atau kolektif untuk mempromosikan budaya pencegahan.

 

Indonesia yang diwakili Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemenko PMK Iwan Eka Setiawan menyampaikan masukan terkait Forum Kemitraan untuk memajukan implementasi CoP yaitu agar melibatkan negara-negara Mitra Wicara ASEAN, untuk memperluas kerja sama tidak hanya dengan entitas ASEAN, sektor swasta, LSM dan entitas eksternal lainnya. 

 

Selain itu, Indonesia juga menyampaikan bahwa Forum Kemitraan untuk memajukan implementasi CoP yang berfokus pada pemulihan pasca pandemi akan menjadi langkah yang tepat untuk menjawab tantangan yang ada. 

 

Deklarasi Budaya Pencegahan ASEAN diadopsi oleh Kepala Negara pada KTT ASEAN ke-31, yang diselenggarakan pada 13 November 2017. 

 

Budaya pencehagan terdiri dari 6 pendorong atau fokus area, yaitu: 1) Budaya Perdamaian dan Pemahaman Antar budaya; 2) Budaya Menghormati Sesama, 3) Budaya Tata Kelola dan Pemerintahan yang Baik di Semua Tingkat; 4) Budaya Ketahanan dan Peduli Lingkungan; 5) Budaya Gaya Hidup Sehat; dan 6) Budaya Mendukung Nilai-Nilai Moderasi.

 

Kesemuanya kemudian dituangkan dalam upaya-upaya yang dilakukan oleh masing-masing sektor dalam Rencana Kerja CoP.

 

Indonesia mendukung Inisiatif yang diambil oleh Brunei Darussalam untuk mengembangkan Regional Policy Framework on Fostering Greater Understanding, Tolerance and a Sense of Regional Agendas Among the Peoples of ASEAN/Kerangka Kebijakan Regional tentang Pembinaan Pemahaman yang Lebih Besar terhadap Toleransi, dan Rasa Memiliki Agenda Regional di antara penduduk ASEAN. 

 

Indonesia juga menyampaikan masukan agar dalam penyusunan dokumen ini juga mencatat/mengakui usaha-usaha pemerintah dan masyarakat ASEAN dalam membangun toleransi. Sebagai contoh adalah ASEAN Youth Interfaith Camp yang diinisiasi Indonesia sejak tahun 2017 serta Regional Interfaith Dialogue yang menjadi kerja sama Indonesia dan Filipina sejak tahun 2004-2012.

Kontributor Foto:
Reporter: