Bandung (27/5) -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus mendorong pemerintah daerah (pemda) agar dapat meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Salah satunya yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
Berdasarkan kajian data Perpustakaan Nasional tahun 2020, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Provinsi Jabar sebesar 8,48 poin. Nilai tersebut menegaskan bahwa Jabar merupakan lima provinsi dengan nilai terendah di Indonesia selain diantaranya Sulawesi Utara 8,33 dan Papua 6,7 poin.
Melihat data itu, Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK Jazziray Hartoyo menyatakan perlu adanya sinergi lintas kementerian/lembaga dan pemda. Hal tersebut guna meningkatkan akses dan kualitas layanan sumber daya manusia sebagai dasar dalam upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat khususnya di Provinsi Jabar.
Meksipun, ungkap Jazziray, Jabar memiliki Indeks Daya Saing Daerah tertinggi menurut Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) tahun 2020 yaitu 4,7829. Artinya, Provinsi Jabar mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk meningkatkan daya saing dengan provinsi lain.
"Hal ini yang harus menjadi pemicu semangat bagi masyarakat Jabar untuk terus meningkatkan budaya literasi. Tentunya, sambil memperkuat potensi yang ada dan menjadi bagian dari kekuatan daya saing nasional," ucapnya.
Fakta lain menunjukkan, Jabar memiliki program literasi unggulan yakni Kotak Literasi Cerdas (Kolacer) dan Maca Dina Digital Library (Candil). Melalui program unggulan itu diharapkan budaya literasi masyarakat di Jabar dapat semakin meningkat.
Selain itu juga, kini tengah disusun peraturan daerah terkait perpustakaan dan kearsipan di Jabar. Pasalnya, tak dimungkiri, perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh terhadap peningkatan budaya literasi termasuk kegemaran membaca oleh masyarakat.
Beberapa program transformasi di Jabar antara lain pemerataan akses perpustakaan, peningkatan bahan bacaan, peningkatan jumlah pustakawan, peningkatan kunjungan ke perpustakaan, peningkatan standarisasi perpustakaan, peningkatan partisipasi masyarakat, serta peningkatan kepesertaan anggota perpustakaan.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menambahkan bahwa Jabar telah melakukan kolaborasi untuk memperkuat dan mengembangkan perpustakaan. Bukan hanya perpustakaan yang ada di provinsi, tetapi perpustakaan di desa-desa hingga sekolah dan pesantren.
"Kami yakin betul upaya kita untuk mengembangkan perpustakaan itu juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan budaya literasi. Di samping itu juga, kita (Pemprov Jabar) terus memperkuat pendidikan karakter serta pendidikan moral bagi generasi penerus di masa yang akan datang," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut diikuti sesi diskusi bersama beberapa narasumber yaitu, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbud-Ristek, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jabar, perwakilan Asdep Revolusi Mental Kemenko PMK, dan dimoderatori oleh Riadi.
Rapat Koordinasi Daerah dihadiri sekitar 50 orang secara luring dan 391 peserta secara daring yang merupakan perwakilan dari dinas terkait, budayawan, sastrawan, dan penggiat literasi di Jawa Barat.