Revolusi Mental, Gerakan Masyarakat Yang Fun dan Sederhana

KEMENKO PMK -- Sejak terbit Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, hingga saat ini pelaksanaannya masih menghadapi tantangan. Diantaranya adalah kesadaran kolektif seluruh unsur pentahelix yang terlibat, yaitu pemerintah, dunia pendidikan, organisasi masyarakat, dunia usaha, dan media.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus berupaya melaksanakan aksi nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) seperti penanaman sepuluh juta pohon berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Gerakan Ayo Berkoperasi bersama Kemenko Perekonomian, Gerakan Santun dan Tertib Bermedia melibatkan Lembaga Symbolic.id, serta Gerakan Pengasuhan Keluarga (Digital Parenting ) melalui platform 'Ruang Keluarga'. 

Untuk menguatkan gaung GNRM, salah satu caranya dapat dilakukan dengan sinergi pada program pemerintah (kementerian/lembaga) yang sudah ada. Tidak perlu membuat program baru, cukup dengan program yang sudah ada namun dirancang melibatkan masyarakat sehingga masyarakat sadar dan melaksanakan sendiri.

"Kampanye GNRM bisa nebeng program kementerian/lembaga yang sudah ada. Kita pilah yang relevan dengan lima program GNRM, yakni Indonesia Bersih, Tertib, Mandiri, Bersatu, dan Melayani", jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat membuka dialog dengan Menteri Sekretariat Negara Pratikno, anggota Gugus Tugas GNRM dan pakar di Ruang Rapat Kemenko PMK pada Kamis (16/02/2023).

Sejalan hal itu, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno mengibaratkan program tersebut sebagai sebuah lagu, dimana penyanyi hanya membutuhkan satu lagu yang bagus untuk menjadi terkenal tidak perlu membuat sebuah album. 

"Bayangan saya bagaimana kita mengimplementasikan Gerakan Revolusi Mental ini melalui edukasi yang dilakukan di sekolah-sekolah dasar dan mempraktikkan secara langsung, seperti membuang sampah pada tempatnya yang mengarah kepada Gerakan Indonesia Bersih," Jelas Pratikno. 

Ia juga menjabarkan praktik baik yang dilakukan oleh sekolah-sekolah dapat dijadikan ajang perlombaan dan nantinya mendapatkan reward seperti sertifikat penghargaan atau diundang ke istana negara pada saat hari kemerdekaan. 

Sehingga perlombaan tersebut dapat menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada masyarakat dan  menjadi gerakan tersebut sebagai kebiasaan di kehidupan sehari-hari. 

"Jadi kita buat gerakan Revolusi Mental ini menjadi sesuatu yang 'fun' dan sesederhana mungkin sehingga dapat menjadi social movement , dan dilakukan masyarakat kita sendiri," Jelasnya. 

Pada dialog tersebut turut hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental,  Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam Rudolf Albert Roja, Ketua I Tim Ahli Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental Ravik Karsidi beserta anggota gugus tugas lainnya.

Kontributor Foto:
Reporter: