Rakornas GNRM, Pastikan Aksi Nyata Kurangi Seremonial

JAKARTA (23/11/2022), Gerakan Nasional Revolusi Mental sangat strategis ketika Indonesia memasuki bonus demografi. Setidaknya 47% dari jumlah jiwa yang ada merupakan usia produktif, dan keuntungan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin ketika bangsa Indonesia memiliki cita-cita besar Indonesia Emas 2045.

Sosialisasi tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) sudah 7 tahun dijalankan, maka aksi nyata lebih penting sekarang. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi kala membuka Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Jakarta, Selasa (23/11) Rakor ini digelar dalam upaya mempercepat pembentukan Gugus Tugas Daerah (GTD) GNRM

“GNRM ini sangat strategis, 47% dari penduduk kita didominasi usia produktif. Tidak semua negara memiliki kondisi seperti ini, dan ini keuntungan besar. Sangat masuk akal kalau kita memiliki cita-cita besar, yaitu Indonesia Emas 2045 yakni  Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Didik menandaskan bahwa Rakor ini merupakan rakor keempat, sekaligus menjadi Rakor terakhir yang dilaksanakan di tahun ini. Rakornas  diikuti oleh 134 perwakilan dari Sekretaris Daerah dan Kepala Kesbangpol dari masing-masing provinsi dan kabupaten/kota yang bergabung secara luring maupun daring.

 “Rakor ini adalah rakor yang keempat. Kita sengaja menyisir daerah-daerah terutama yang belum aktif gugus tugasnya, dan juga menguatkan daerah-daerah yang mungkin gerakannya sudah berjalan namun belum terinventarisir dengan baik,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, per 23 November 2022, telah terbentuk GTD sebanyak 34 dari 38 Provinsi, dan 409 dari 514 kab/kota di Indonesia. Lebih lanjut Didik menjelaskan GNRM merupakan program prioritas nasional, sehingga pembentukan GTD harus dipercepat dan diharapkan akhir tahun 2022 pembentukan GTD dapat tercapai sepenuhnya.

“Seperti amanat RPJMN dan juga Inpres No. 12 Tahun 2016 bahwa GNRM merupakan salah satu prioritas nasional, oleh karenanya tentu ada target-target yang sudah ditentukan. Untuk itu kita harus gotong royong mencapai target-target tersebut, supaya apa yang kita cita-citakan untuk Indonesia Emas tahun 2045 dapat tercapai,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan oleh Staf Khusus Menko PMK Prof Ravik Karsidi. Prof Ravik sangat berharap berharap pembentukan GTD bukanlah upacara seremonial semata, namun harus ditindaklanjuti dalam bentuk aksi nyata, sehingga bisa menjadi cerminan dari GNRM.

“Ini adalah kegiatan nasional, ada dasar hukumnya, bahkan menjadi prioritas. GTD ini diharapkan mampu sebagai motor penggerak perubahan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri, mengajak rekan-rekannya di GTD untuk mendukung penuh Gerakan Nasional Revolusi Mental. Taufan menilai Revolusi Mental sangat perlu untuk melawan intervensi bangsa asing, baik lewat kuliner, budaya, dan lain-lain.

“Revolusi mental dimulai dengan mind, pikiran, namun harus diakhiri dengan aksi nyata. Revolusi Mental bukanlah teori yang dipaparkan, namun gerakan yang harus dilaksanakan setiap waktu. Kita tidak bisa biarkan negara asing mengintervensi kita, baik lewat kuliner, budaya, dan industri lainnya,” tegasnya.

Selain untuk mempercepat pembentukan dan penguatan GTD GNRM, rakor ini juga bertujuan sebagai perluasan dari Aksi Nyata GNRM yang sudah berjalan seperti Aksi Nyata Penanaman Sepuluh Juta Pohon,  Gerakan Ayo Berkoperasi, Gerakan Tertib Bermedia Sosial, Inovasi Pelayanan Publik, dan lain sebagainya. Hadir juga dalam kesempatan tersebut Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemenko Marves Drajat Wisnu Setyawan, perwakilan dari Kemenpan RB, dan perwakilan dari Kemenko Polhukam.

Kontributor Foto:
Reporter: