Pentingnya Makanan Bergizi Pada Anak Usia Sekolah Untuk Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing juga merupakan agenda prioritas pemerintahan menuju Indonesia Emas 2045. Untuk mewujudkan SDM unggul, salah satu aspek yang harus dibangun adalah aspek pangan dan gizi, yang mana sangat berpengaruh pada produktivitas dan kualitas SDM. Namun, pembangunan pangan dan gizi masih menghadapi tantangan besar. 
Hal tersebut disampaikan dalam Dialog Nasional “Program Makanan Bergizi Wujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045“ yang diselenggarakan oleh VOX Point Indonesia pada tanggal 3 Agustus 2024 bertempat di Aula RRI.

Acara dialog Nasional dibuka oleh Hashim Djojohadikusumo. Pada sambutannya, Hasyim  mengatakan pentingnya makanan bergizi  untuk dapat mewujudkan SDM unggul  “Menurut pemerintah bahwa setiap hari ada 18  anak berangkat sekolah dalam keadaan perut kosong atau tidak sarapan pagi , dengan kondisi tersebut  maka perlu program makan bergizi gratis supaya anak bisa lebih cerdas, konsentrasi belajar anak meningkat, sehat, segar ., oleh karena itu perlu dilakukan program makan bergizi  gratis untuk anak dan ibu hamil sebagai perbaikan gizi” . 

Sementara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, “masalah gizi saat ini bisa ditarik lebih jauh kepada persoalan remaja putri anemia, catin yang KEK serta gizi ibu hamil. Kita tidak sedang mengobati stutning, melainkan mencegah stunting.

Menurut Hasto Wardoyo Kepala BKKBN, “Masih banyak saat ini pasangan yang akan menikah belum mempersiapkan pra konsepsi, salah satunya kekurangan vitamin D dan Hb masih rendah pada calon ibu”

Beberapa permasalahan tersebut yang menyebabkan tingginya stunting di Indonesia. Oleh karena itu, program makanan bergizi dalam upaya mengatasi stunting dan mewujudkan SDM unggul menjadi penting dalam pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Dalam pelaksanaannya diperlukan peran Pemerintah Pusat dan Daerah hingga Desa, serta mitra swasta, akademisi, LSM dan pihak terkait lainny

Pada kesempatan selanjutnya ,  Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan promosi Kesehatan Kementerian Koordinator PMK sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa  Anak di Indonesia saat ini mengalami triple burdin malnutrisi  yaitu gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro. Anak sekolah usia 5 – 12 tahun yang stunting sebanyak 18.7 %. Wasting/kurus 11 %, obesitas 19.7 %, dan anemia 16.3 %. Sementara permasalahan gizi balita diantaranya  underweight 15.7 % dan angka prevalensi balita stunting masih berada pada angka  21.5 %. Angka ini masih termasuk tinggi menurut kategori WHO. Kita harus berupaya menurunkan mencapai 14 % tahun 2024 . Lebih lanjut Jelsi menyampaikan bahwa “Permasalah gizi pada anak sekolah lainnya , salah satunya sebanyak 65% anak usia sekolah tidak sarapan sehat, dan 97.7 % anak usia 5 – 14 tahun kurang konsumsi sayur dan buah dan 54% anak sekolah memilih jajanan yang tidak sehat seperti konsumsi manis berlebih dalam sehari,” ujar Jelsi.


Pada 25 tahun mendatang, sumber daya manusia (SDM) yang kini masih duduk di bangku sekolah akan menjadi garda terdepan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM harus dimulai sejak dini sejak dalam kandungan atau 1000 hari pertama kehidupan dan dilanjutkan 7000 hari kehidupan dengan mencukupi asupan nutrisi dan kebiasaan pola makan yang sehat sehingga siklus kehidupan berkualitas akan terwujudl” imbuh Jelsi

Selanjutnya Jelsi menyampaikan bagaimana pembelajaran di negara-negara lain tentang program makan bergizi yang sudah dilakukan sejak tahun 1900 oleh negara Belanda dan untuk negara Asean seperti Malaysia, Thailand dan Singapore juga sudah melakukannya Jelsi juga menyampaikan rekomendasi kelompok sasaran  makan bergizi gratis nantinya yaitu untuk Ibu hamil dan menyusui, balita, perserta didik (PAUD/TK, SD, SMP, Pesantren dan sederajat) dengan menu/ komposisi standar gizi sesuai perhitungan kalori harian yang ditetapkan oleh Permenkes No. 28/2019 dan komposisi makanan merujuk ISI PIRINGKU untuk keragaman proporsi dan keseimbangan gizi dan dalam pelaksanaan program  Sangat diperlukan peran Pemerintah Pusat dan Daerah hingga Desa, serta mitra swasta, akademisi, LSM, dan media 

Sebagai pembicara dalam kegiatan ini yakni Hashim Djojohadikusumo sebagai Keynote Speaker, Ketua umum VOX Point Indonesia Handoyo Budhisejati dan sambutan pembuka dialog oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, sementara narasumbernya adalah Jelsi Natalia Marampa (Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK), Miranti Adang Ginanjar (Ketua Bhayangkari Pengurus Daerah Polda Sulawesi Barat).

Acara Dialog Nasional “Program Makanan Bergizi Wujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045“ dihadiri oleh peserta yang berasal dari masyarakat umum dari berbagai daerah, anggota Voxian seluruh Indonesia, para pemerhati dan penggiat kesehatan, mitra pembangunan, dan media