Kemenko PMK Selenggarakan Workshop Pendidikan Anti Kekerasan Anak di Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Peran Guru dan Orang Tua Penting untuk Cegah Kekerasan Pada Anak di Satuan PAUD

KEMENKO PMK -  Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam hal ini Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda berkolaborasi dengan HIMPAUDI mengadakan kegiatan workshop Pendidikan Anti Kekerasan Anak di Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Jumat (3/02).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD; mendorong gerakan pecegahan kekerasan terhadap anak di Satuan PAUD, rumah dan di manapun anak berada; serta meningkatkan kesadaran peran penting Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PAUD dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak.

Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Didik Suhardi dalam arahannya secara daring mengatakan Indonesia saat ini tengah bersiap menyambut abad baru yang gemilang menuju Generasi Indonesia Emas 2045.

Namun, menurut Didik, tantangan besar dalam dunia pendidikan saat ini adalah maraknya kasus kekerasan terhadap anak di satuan pendidikan. Dampak dari kekerasan selain menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik, juga memberikan trauma yang bahkan dapat bertahan seumur hidup terhadap seorang anak.

Berdasarkan data dari SIMFONI PPA pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 1.337 dari 17.642 anak korban kekerasan mendapatkan tindakan kekerasan di sekolah dan terdapat 649 pelaku merupakan guru. Hal tersebut perlu menjadi perhatian, mengingat satuan pendidikan perlu menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi siswa- siswinya dari kekerasan sesuai yang telah diamanatkan dalam Permendikbud Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Data dari Federasi Serikat Guru Indonesia, sepanjang 2022 tercatat 117 pelajar yang menjadi korban kekerasan seksual oleh tenaga pendidik yang terjadi di berbagai jenjang pendidikan, dengan rincian 16 anak laki-laki dan 101 anak perempuan. Berdasarkan data tersebut, sejumlah 17 kasus dilakukan proses hukum.

“Selain itu, kita juga sering melihat berita di media terkait kekerasan berbasis online seperti cyberbullying dan kekerasan seksual berbasis online. Pada tahun 2021, KPAI melaporkan bahwa 364 dari 2.971 kasus pengaduan yang diterima merupakan anak korban pornografi dan cybercrime.” Ungkap Didik.

Menurut Deputi Didik maraknya kekerasan pada anak usia dini menjadi perhatian khusus Presiden Jokowi. Kemenko PMK selaku koordinator dari beberapa kementerian/lembaga juga berupaya meningkatkan perlindungan anak dari tindak kekerasan seksual dan perlakuan sewenang-wenang lainnya terhadap anak.

Didik menuturkan, peran Bunda PAUD adalah sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam Gerakan Nasional PAUD dalam mendukung Generasi Emas Indonesia. Sebagai figure ibu yang merupakan tokoh sentral di setiap jenjang pemerintahan, keberadaan Bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

Program PAUD tidak berdiri sendiri, melainkan bisa diintegrasikan berbagai program layanan anak yang telaha da seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang lebih fokus pada layanan kesehatan dasar dan gizi; Bina Keluarga Balita yang lebih fokus pada dukungan keluarga; serta Taman Pendidikan Al-Qur’an, Sekolah Minggu, dan Bina Iman Anak yang lebih fokus pada pendidikan agama.

“Layanan pendidikan dalam satuan PAUD harus diintegrasikan atau dilengkapi dengan layanan gizi dan kesehatan serta pengasuhan dan perlindungan anak. Di Indonesia konsep keterpaduan ini dinamakan Program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD-HI). Pembinaan PAUD-HI bersifat lintas kementrian /lembaga, di tingkat pusat dikoordinasikan oleh Kemenko PMK,” kata Didik

Mengakhiri sambutannya, Didik mengapresiasi dukungan berbagai pihak, baik di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, serta organisasi yang turut bergerak bersama dalam menghadirkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.

“Mari sekali lagi mengingat tujuan kita, yaitu mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari segala bentuk kekerasan. Mari kita menguatkan sinergi dan kolaborasi untuk terus bergerak serentak mewujudkan Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Anak,” tutup Didik

Kegiatan yang berlangsung secara luring dan maupun daring ini dihadiri oleh 150 orang baik yang mengikuti secara langsung di Hotel Aston sebanyak 50 orang dan 100 orang darI Wisma PKK, serta 40 orang Pengurus Wilayah HIMPAUDI dari seluruh Indonesia. Dalam sesi sharing session, peserta diberikan materi tentang peran Kemenko PMK dalam pencegahan kekerasan kepada anak di satuan PAUD oleh Asisten Pemenuhan Hak, Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Imron Rosadi. Lalu materi mengenai psikologi anak dari Najeela Shihab. Kemudian juga dari Komisioner KPAI Bidang Advokasi Diyah Puspitarini tentang mengindikasi kekerasan anak usia dini di satuan PAUD dan cara penangannya. Serta mengenai peran orang tua dan guru dalam mencegah kekerasan kepada anak di satuan PAUD oleh Kemendikbudristek. (*)

 

Kontributor Foto:
Reporter: