Kemenko PMK Dorong Optimalisasi Deviden Demografi di Tahun 2045

KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono mengatakan, peluang kemajuan besar Indonesia dari adanya bonus demografi di tahun 2045 harus dapat dioptimalkan dengan mendorong sumber daya manusia yang produktif dan kompetitif.

Hal itu disampaikan saat mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam diskusi “Forum Merdeka Barat 9” bertema “Pemilu 2024: Strategi Perluas Lapangan Kerja” yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada Senin (5/2).

“Indonesia pada tahun 2045 menjadi milestone penting dalam sejarah peradaban Indonesia untuk menjadi negara maju. Window opportunity adanya deviden demografi harus benar-benar dioptimalkan dengan mendorong sumberdaya manusia Indonesia yang produktif dan kompetitif,” ujar Nunung.

Nunung menambahkan, kemampuan perekonomian Indonesia untuk bisa menciptakan lapangan kerja yang mampu menampung angkatan kerja menjadi pilar penting. Ia menjelaskan bahwa Kemenko PMK terus berupaya mendorong human life cycle approach sebagai pijakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak prenatal hingga lansia.

Sementara itu, sinergi antara pemerintah daerah dengan perguruan tinggi dalam pendataan dan pemberdayaan sumber daya manusia juga menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran. Sinergitas tersebut, lanjut Nunung, sesuai dengan amanah Permenko PMK No. 5 Tahun 2023 tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, dan Permenko PMK Nomor 6 Tahun 2022 tentang Strategi Nasional Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

“Pemerintah daerah dan perguruan tinggi dapat melakukan pendataan yang akurat dan terintegrasi mengenai potensi dan tantangan SDM di daerahnya, baik dari segi pendidikan, keterampilan, maupun lapangan kerja,” kata Nunung.

Selain itu, Nunung yang juga selaku Guru Besar IPB University juga mengatakan, perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam mengurangi pengangguran. Hal itu karena kampus merupakan lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

“Perguruan tinggi juga ada program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), diberikan keleluasaan untuk masuk ke dunia kerja yang dikonversi SKS," imbuhnya.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk usia produktif terbesar di Asia dengan jumlah mencapai 191 juta jiwa atau sebesar 70,72 persen dari total penduduk yang ada. Menurut Nunung, jumlah itu merupakan angka yang potensial untuk mendorong kemajuan Indonesia di masa yang akan datang.

Nunung berharap, sinergi data yang berisi basis informasi antara pendidikan dan dunia kerja yang akurat dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SDM Indonesia.

"Peta ini akan membantu kita dalam merancang kurikulum pendidikan yang relevan dan menghasilkan lulusan yang siap kerja," ucap Nunung.

Diskusi yang dipandu oleh Pemimpin Dewan Redaksi Berita Satu Syukri Rahmatullah tersebut turut diisi oleh Peneliti dan Pengamat Ketenagakerjaan Tadjuddin Noer Effendi, dan Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan APINDO Darwanto.

Kontributor Foto:
Reporter: