KEMENKO PMK – Senior Officials Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) Retreat dan First Meeting of Ad Hoc Working Group on Development of ASCC Post-2025 Strategic Plan telah sukses diselenggarakan pada Selasa, (27/02/2024). Pertemuan dilakukan secara hybrid melalui video conference dipimpin oleh SOCA Chair Laos. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh SOCA Leader ASEAN Member States.
Dalam sambutannya, Ketua SOCA dari Laos menegaskan komitmen Laos untuk membangun ASEAN yang lebih terhubung dan tangguh di bawah tema "Enhancing Connectivity and Resilience”. Komitmen ini sejalan dengan visi Laos untuk memperkuat konektivitas antar negara anggota ASEAN dan meningkatkan ketangguhan komunitas ASEAN terhadap tantangan dan perubahan geopolitik serta geoekonomi.
Keketuaan Laos di ASEAN 2024 akan difokuskan pada pembangunan komunitas ASEAN sambil memanfaatkan peluang dalam menghadapi perubahan tersebut. Salah satu strategi utama adalah pengembangan arsitektur regional yang mempromosikan stabilitas, perdamaian, dan pembangunan di kawasan ASEAN. Beberapa isu pilar sosial budaya ASEAN yang menjadi prioritas Laos di antaranya mempromosikan peran seni budaya ASEAN untuk mewujudkan inklusi dan transformasi pembangunan kesehatan di ASEAN.
Pada pertemuan ini, Para Pemimpin SOCA secara aktif mendiskusikan prioritas dan key deliverables terkait Pilar Sosial Budaya ASEAN (ASCC). SOCA Indonesia diwakili oleh Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Yuliana Bahar menyampaikan beberapa deliverables prioritas Indonesia yang perlu diteruskan pada Kepemimpinan Laos 2024, antara lain:
a) Penyelesaian Perjanjian Pendirian ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED); b) Operasionalisasi ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC); c) Implementasi ASEAN Village Network (AVN); d) Menindaklanjuti ASEAN Declaration on Sustainable Resilience dan Declaration on Early Childhood Care and Education (ECCE); e) Kelanjutan penyelenggaraan 2nd ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue (IIDC) di Laos; f) Finalisasi Pedoman ASEAN tentang Penempatan dan Perlindungan Nelayan Migran.
Yuliana menyampaikan bahwa Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap strategi prioritas ASCC di bawah Kepemimpinan Laos. Indonesia juga mengapresiasi Kepemimpinan Laos yang menindaklanjuti komitmen bersama menjadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth serta memperkuat kerja sama dalam implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific.
Diskusi juga mencakup perkembangan pembahasan ASCC Post-2025 Strategic Plan. Dokumen ini merupakan turunan dari Visi Masyarakat ASEAN 2045 yang telah diadopsi pada KTT ke-43 ASEAN bulan November lalu. Setiap pilar menyusun dokumen Strategic Plan untuk menjadi panduan pembangunan ASEAN selama 20 tahun ke depan. Di bawah Keketuaan Laos, melalui kerjasama dan komitmen yang kuat dari semua anggota ASEAN, diharapkan tujuan untuk membangun ASEAN yang lebih terhubung dan tangguh dapat tercapai.
Reporter : Irfan Patria