Dengan Semangat Gotong Royong, Ormas Islam Mampu Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

KEMENKO PMK- Era disrupsi telah mengubah lanskap dunia dengan begitu cepat dan mendalam sehingga menguji kemampuan dan kesiapan kita dalam menghadapi perubahan yang tidak dapat diprediksi. Tapi, jangan takut, jadikan pengetahuan, keterampilan, dan kearifan yang kita miliki sebagai alat untuk menghadapinya. Dengan komitmen dan kebersamaan, kita dapat mengatasi ketidakpastian ini dan menjadikannya sebagai platform untuk kemajuan.

Hal ini disampaikan Asisten Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olah Raga  Kemenko PMK Budi Prasetyo ketika mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy saat menghadiri Silahturahmi Akbar Lintas Generasi dan Musyawarah VI Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sumatera Barat, Rabu (6/9/2023) lalu. 

“Kita hidup dalam dunia yang dipenuhi oleh Volatility (ketidakstabilan), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kerumitan), dan Ambiguity (ketidakjelasan). Namun, di tengah-tengah VUCA ini, marilah kita menghadapinya dengan sikap dan kekuatan adaptasi yang tangguh. Mari kita lihat VUCA sebagai panggilan untuk tumbuh dan berkembang. Di tengah ketidakpastian (Uncertainly) yang menyertainya, marilah kita memperkuat ketahanan diri dan organisasi,” urai Budi pada kegiatan yang mengambil tema “Menakar Eksistensi Ormas Islam di Tengah Turbulensi Humanistik Era Disrupsi.”

“Tema ini sangat menarik, pertama di era disrupsi ini Ormas Islam sesuai fungsinya justru semakin dibutuhkan sebagai salah satu instrumen pembangunan manusia Indonesia yang unggul dan ber-ahlakul karimah. Kedua, perkembangan teknologi menghadapkan Ormas Islam tidak hanya pada persoalan biasa namun dihadapkan pada persoalan yang kompleks, VUCA tadi. Artinya Ormas Islam sebagai organisasi juga dituntut untuk mampu beradaptasi agar tetap survive,” urai Budi di depan ratusan KB PPI Sumbar yang memadati aula Kantor Gubernur Sumatera Barat.

“Lebih-lebih saat ini Indonesia sedang memasuki era bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada Tahun 2030. Jumlah pemuda (16-30 tahun) pada tahun 2022 sekitar 65,82 juta jiwa atau hampir seperempat (24 persen) penduduk Indonesia. Potensi jumlah pemuda Indonesia itu merupakan aset penting dan berharga demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,”urai Budi

“Maka  sebagai pihak yang berada di garis depan pemberdayaan dan pembinaan umat, Ormas Islam memiliki peran sentral dalam membentuk karakter generasi muda yang kuat, cerdas, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” imbuhnya seraya menegaskan bahwa Ormas Islam harus menjadi garda mengawal  Visi Indonesia Tahun 2045 yang sudah disusun pemerintah.

“Ada 4 pilar  Visi Indonesia Tahun 2045 yakni pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketiga pemerataan pembangunan dan keempat pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan,” urai Budi seraya menambahkan bahwa peran Ormas Islam di era disrupsi ini menjadi semakin strategis karena juga dihadapkan pada berbagai tantangan humanistik yang tak kalah kompleks. 

Tantangan-tantangan tersebut, urai Budi, adalah peningkatan kualitas pendidikan, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, perlindungan lingkungan, dan mewujudkan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Ormas Islam harus mampu berperan aktif dalam merumuskan strategi dan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Tapi kami percaya bahwa kekuatan dari Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sumatera Barat dan organisasi-organisasi keagamaan lainnya terletak pada semangat kebersamaan dan gotong royong dalam mewujudkan visi mulia kita. Bersama-sama, kita dapat menghadapi dinamika zaman dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil 'alamin, inklusif, dan menghormati perbedaan,” ujar Budi.

Dalam kesempatan itu, Budi meyakini bahwa KB PII  akan selalu bergerak melahirkan kader-kader yang mumpuni Begitupula KB PII di Sumbar selalu berkolaborasi dengan arah pembangunan pemerintah di daerah maupun pusat. 

“Saya lihat pengurusan KB PII Sumbar yang baru dikukuhkan tadi strukturnya cukup ramping. Tapi saya yakin, bisa bergerak lincah untuk terus berkolaborasi,” pungkasnya.

 

Kontributor Foto:
Reporter: